3 hari setelah kepergian bunda, aku kembali menyibukkan diri dengan osis dan toko kue. Rindu juga rasa nya tidak bertemu dengan kesibukkan yang terkadang membuat aku lelah. Seperti pagi ini, aku berjalan melewati gerbang sekolah dan berusaha menyusun ceriaku kembali dengan memberi senyuman kepada semua orang di sekolah.
"Tumben baru keliatan lu?" sapa Pak Awal si satpam judes.
"Cieee banget lu nungguin gue yaa? ahahaha"
Dan Pak Awal pun hanya menampakkan muka judes nya, Pak Awal memang terkenal sebagai satpam judes di SMA Pelita ini, tapi sebenar nya jauh dilubuk hati yang paling dalam, Pak Awal adalah sosok penghibur para murid yang sedang stres akibat tuntutan tugas yang terkadang tak bisa diajak kompromi.
Aku pun melanjutkan perjalanan menuju kelas menelusuri koridor sekolah yang mulai ramai oleh para murid. Ketika aku berjalan menyusuri tangga sekolah, aku bertemu dengan Sari, si wakil ketua osis. Dia menyampaikan bahwa aku harus segera mengadakan rapat untuk membahas classmetting di sekolahku.
"Ehh Ri, hmm .. Gue turut berduka cita yaa, sory banget kemaren gak bisa dateng buat nganterin bunda lu, yang sabar yaaa Ri" kata Sari sambil menyentuh pundakku.
"Makasih yaa, gak apa-apa kok .. Ohh iya, gimana osis sekarang? Gue ada ketinggalan berita apa aja?"
"Ohh iya, ini uda akhir semester Ri, jangan lupa kita mesti rapat classmetting nanti"
"Hmmm oke deh, nanti gue susun agenda rapat kita, pulang sekolah kita rapat yaa sebentar"
"Oke Ri, kabar-kabarin aja yaa" jawab Sari sambil beranjak pergi.
Sesampai nya di kelas, seperti biasa aku selalu disambut oleh sahabatku Bila. Dia memang sahabat terbaik yang selalu ada kapan saja, dia juga bukan sahabat yang melihat seseorang dari fisik. Aku mengenal Bila sejak aku duduk di bangku kelas 10, aku juga tidak ingat bagaimana awal aku mengenal Bila, yang pasti kini kami sudah disatukan sebagai sahabat.
"Haloooo Riri, sudah baikan?" tanya Bila.
"Udah kok, alhamdulillah"
"Syukurlah .. Ohh iya ada kabar gak bagus nihh .." Bila mulai mengeluarkan sikap sok misterius nya.
"Gak usah sok misterius deh yaa kaya hidup lo Bil" jawabku meledek, Bila hanya membalas dengan menyipitkan mata nya.
"Gue serius .. Ini tentang jabatan lu dan Pak Nuno" Bila mulai serius.
"Kenapa emang nya?" aku pun mulai penasaran mendengar nama guru bersangkutan disebut.
"Selama 3 hari lu gak masuk sekolah, dia nyariin lu, dia bilang ketua osis ga pernah keliatan di sekolah, ga pernah keliatan sibuk ngurusin urusan sekolah" Bila bercerita, dan aku mulai jengkel mendengar cerita nya.
"Urusan sekolah? Gue kepala sekolah atau ketua osis sihh? Bahasa nya ngurus sekolah"
"Ya mungkin lu harus merangkap menjadi kepsek dan ketua osis biar dia seneng"
"Ahahaha .. Setiap saat selalu dibilang gak ada kerja nya .. Apa perlu gue bantuin itu kuli ngerenov sekolah?" kataku sambil menunjuk para pekerja lapangan yang sedang sibuk merenovasi sekolahku. Bila hanya tertawa mendengar candaanku, yang sebenar nya itu sungguh-sungguh dari lubuk hati yang terdalam.
"Sabar Ri, gue tau perasaan lu .. Semangat aja yaaa .. Inget!! Ini tanggung jawab, gak boleh lu lepas gitu aja" Bila menyemangati.
Tak lama kemudian bel pun berbunyi ..
Di tengah jam pelajaran, speaker yang tersambung dari ruang wakil kepala sekolah di kelasku berbunyi ..
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, diberitahukan kepada seluruh anggota osis dan pembina osis pada jam pulang sekolah .. Di ruangan aula"
Aku sudah berfirasat, pasti pengumuman ini adalah pengumuman yang akan membuatku berperang, karna aku sendiri belum mengadakan rapat bersama anggotaku.
Tak lama kemudian, bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku bergegas menuju ruangan yang sudah disebutkan dalam pengumuman tadi. Ruangan itu masih kosong, aku memanfaatkan waktu kali ini untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan aku sampaikan nanti ketika rapat. Tak lama kemudian, satu per satu anggota osis bermunculan, aku pun segera membagi tugas. Ada yang menyiapkan minuman untuk para pembina, ada yang menyusun kepanitiaan, dan sebagai nya. Dan 30 menit kemudian Pak Sitohang, Bu Yimah, Pak Nuno, dan Bu Yani masuk ke dalam aula. Melihat Pak Nuno memasuki aula, perasaanku tidak nyaman sekali, entah ada apa nanti ketika rapat berlangsung.
"Yaudah, ayo dimulai Ri" Bu Yimah membuka mulut setelah mencari posisi yang nyaman di kursi nya. Aku pun membuka rapat kali ini.
"Baiklah, selamat siang semua nya, terima kasih sudah datang untuk membahas classmetting semester ganjil .. Yang terhormat Bu Yani .."
Rapat terus berlangsung, aku memaparkan semua hasil susunan acara, panitia, dll. Diawal semua nya tampak terarah, tapi siapa sangka Pak Nuno kembali membuat bumerang di rapat kali ini.
"Kok begini sihh? Kamu ngatur nya gimana sih? Saya ga ngerti" kata nya dengan ciri khas muka garang nya. Aku berusaha menjelaskan lebih detail lagi, namun apa daya ..
"Kamu kalau ga niat ngurus classmetting mending gak usah ada disini tau gak? Cuma menyulitkan acara tau gak kamu itu" Pak Nuno mulai marah. Aku pun hanya menunduk, sambil menahan sakit hati.
"Maaf pak .. kalau hasil rapat saya kurang maksimal, setelah rapat ini semua nya akan saya maksimalkan pak" kataku.
"Jangan kebanyakan ngomong kamu kalau gak bisa kerja .. Percuma tau gak?!" Pak Nuno semakin memanas.
Hingga rapat berakhir pun Pak Nuno selalu mencari celah untuk menghujatku di depan semua warga sekolah. Sedangkan Bu Yimah, Pak Sitohang, dan Bu Yani hanya bisa mengangguk-ngangguk mendengar perkataan Pak Nuno. Semua guru di sekolah ini memang tampak tunduk kepada Pak Nuno, entah darimana asal usul nya .. Tapi begitulah kenyataan nya.
Rapat berakhir .. Dan berhasil membuat mukaku kusut. Tiba-tiba Bu Yani memanggilku ..
"Ri .. Kamu itu kalau ada guru yang mau cepet segala sesuatu nya, kamu harus bisa gerak cepat, jangan cuma kaya tadi aja" Bu Yani nampak nya mulai berpihak pada Pak Nuno. Entah apa yang ada di pikiran guru-guruku selama ini. Aku mulai tak paham.
"Ahahaha .. Setiap saat selalu dibilang gak ada kerja nya .. Apa perlu gue bantuin itu kuli ngerenov sekolah?" kataku sambil menunjuk para pekerja lapangan yang sedang sibuk merenovasi sekolahku. Bila hanya tertawa mendengar candaanku, yang sebenar nya itu sungguh-sungguh dari lubuk hati yang terdalam.
"Sabar Ri, gue tau perasaan lu .. Semangat aja yaaa .. Inget!! Ini tanggung jawab, gak boleh lu lepas gitu aja" Bila menyemangati.
Tak lama kemudian bel pun berbunyi ..
Di tengah jam pelajaran, speaker yang tersambung dari ruang wakil kepala sekolah di kelasku berbunyi ..
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, diberitahukan kepada seluruh anggota osis dan pembina osis pada jam pulang sekolah .. Di ruangan aula"
Aku sudah berfirasat, pasti pengumuman ini adalah pengumuman yang akan membuatku berperang, karna aku sendiri belum mengadakan rapat bersama anggotaku.
Tak lama kemudian, bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku bergegas menuju ruangan yang sudah disebutkan dalam pengumuman tadi. Ruangan itu masih kosong, aku memanfaatkan waktu kali ini untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan aku sampaikan nanti ketika rapat. Tak lama kemudian, satu per satu anggota osis bermunculan, aku pun segera membagi tugas. Ada yang menyiapkan minuman untuk para pembina, ada yang menyusun kepanitiaan, dan sebagai nya. Dan 30 menit kemudian Pak Sitohang, Bu Yimah, Pak Nuno, dan Bu Yani masuk ke dalam aula. Melihat Pak Nuno memasuki aula, perasaanku tidak nyaman sekali, entah ada apa nanti ketika rapat berlangsung.
"Yaudah, ayo dimulai Ri" Bu Yimah membuka mulut setelah mencari posisi yang nyaman di kursi nya. Aku pun membuka rapat kali ini.
"Baiklah, selamat siang semua nya, terima kasih sudah datang untuk membahas classmetting semester ganjil .. Yang terhormat Bu Yani .."
Rapat terus berlangsung, aku memaparkan semua hasil susunan acara, panitia, dll. Diawal semua nya tampak terarah, tapi siapa sangka Pak Nuno kembali membuat bumerang di rapat kali ini.
"Kok begini sihh? Kamu ngatur nya gimana sih? Saya ga ngerti" kata nya dengan ciri khas muka garang nya. Aku berusaha menjelaskan lebih detail lagi, namun apa daya ..
"Kamu kalau ga niat ngurus classmetting mending gak usah ada disini tau gak? Cuma menyulitkan acara tau gak kamu itu" Pak Nuno mulai marah. Aku pun hanya menunduk, sambil menahan sakit hati.
"Maaf pak .. kalau hasil rapat saya kurang maksimal, setelah rapat ini semua nya akan saya maksimalkan pak" kataku.
"Jangan kebanyakan ngomong kamu kalau gak bisa kerja .. Percuma tau gak?!" Pak Nuno semakin memanas.
Hingga rapat berakhir pun Pak Nuno selalu mencari celah untuk menghujatku di depan semua warga sekolah. Sedangkan Bu Yimah, Pak Sitohang, dan Bu Yani hanya bisa mengangguk-ngangguk mendengar perkataan Pak Nuno. Semua guru di sekolah ini memang tampak tunduk kepada Pak Nuno, entah darimana asal usul nya .. Tapi begitulah kenyataan nya.
Rapat berakhir .. Dan berhasil membuat mukaku kusut. Tiba-tiba Bu Yani memanggilku ..
"Ri .. Kamu itu kalau ada guru yang mau cepet segala sesuatu nya, kamu harus bisa gerak cepat, jangan cuma kaya tadi aja" Bu Yani nampak nya mulai berpihak pada Pak Nuno. Entah apa yang ada di pikiran guru-guruku selama ini. Aku mulai tak paham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar